Kamis, 30 Oktober 2008

Poligami

Syekh Puji membuat kegemparan. Milyarder yang konon memang nyentrik ini menghebohkan jagad perkawinan di indonesia. Usianya yang empat puluhan menikah dengan gadis kecil usia 12 tahun (seusia SMP kelas 1). Paling tidak ada 3 pertanyaan yang menggumpal di dada.
Pertama, tentang poligami. Poligami menjadi kontroversi yang tak henti terutama di tanah air kita ini. Banyak alasan untuk menolak poligami di antaranya bahwa laki-laki Indonesia secara fisik dan mental tidak terlalu membutuhkan poligami. Alasan lain adalah karena praktek poligami pada masyarakat sering diartikan dengan penindasan. Banyak laki-laki yang poligami kemudian mengabaikan hak-hak istri pertama. Mbok enom biasanya lebih disayang, jatahnya lebih banyak, gilirannnya lebih lama dll. Tentu ini bertentangan dengan prinsip Islam yaitu keadilan.
Kedua, pernikahan di bawah umur. Pantaskah anak usia 12 tahun dinikahi?
Jawabannya menjadi sangat relatif. Islam membuat garis batas kedewasaan bukan berdasarkan usia tapi berdasarkan syarat cukup. Ketika seorang wanita telah mengalami haid, maka ia telah dewasa. Artinya semua beban dan tanggung jawab telah penuh berada di pundaknya. Termasuk dalam hal ini pernikahan. Mungkin kuiltur masyarakat kita belum menganggap bahwa (bersambung)

Rabu, 29 Oktober 2008

PNS dulu, kini dan esok

Ayahku PNS, Guru SD di desa. pengabdiannya pada masyarakat membuatnya disegani dan dihormati. Semua keluarganya bangga, nenekku (aku sdh tak menjumpai kakaekku) begitu bangga dengan ayahku, anak keduanya. Ayahku berjuang untuk meneruskan studinya. Saat itu pilihan hidup tak terlalu banyak. tani menjadi pilihan hampir semua orang yang sudah mulai berusia belasan tahun. tapi ayahku nekat, walaupun harus dengan memeras keringat membanting tulang beliau melanjutkan studinya. Konon namanya SGB (sekolah guru B). Lamanya 4 tahun, jangan tanya jauhnya. Yang pasti keringat bercucuran ketika sampai di sekolah adalah hal biasa. Menyeberang sungai yang kalau banjir tak bisa dilewati adalah hal biasa. Hasilnya, ayahku termasuk segelintir orang yang berhasil membuka jendela ilmu di desaku dan sekitarnya. 40 tahun mengabdi sebagai PNS guru. luar biasa. Ayahku mewariskan semangat pengorbanan dan pengabdian kepada seluruh anaknya. Sikap terbuka, menerima kelebihan dan kekurangan, kemandirian dalam bersikap sangat menonjol untuk ukuran beliau sebagai seorang yang dianggap "priyayi". Satu hal yang sangat tabu bagi anak-anaknya adalah sikap iri. Ayahku menekankan bahwa bisa jadi semua anaknya akan menerima nasib yang berbeda, jangan sampai iri apalagi dengki, jangan rebutan harta orang tua. Alhamdulillah, walaupun secara materi tidak semua anaknya sukses tapi untuk urusan kerukunan, kejujuran semua anak-anaknya mampu menunjukkkan bakti kepada ayah tercinta. Kami tidak pernah diajari untuk mengambil hak orang lain.
PNS dulu lain dengan sekarang. Kalau melihat ayahku yang digaji oleh negara tak seberapa walaupun harus mengajar di kaki sebuah gunung, hati ini menjadi bimbang. Akankah perjuangan para pendahulu yang sedemikian mengaharu biru penuh pengorbanan menjadi sia-sia oleh para abdi negara yang bekerja tanpa dedikasi? Tak tahulah, yang jelas di antara banyak pekerjaan, menjadi PNS lah yang paling enak. Gaji jelas, karir jelas, kontrol tak jelas, kadang pekerjaan pun tak jelas.
Semoga gundah ini hanya sebersit ketidaktahuan. Kuyakinkan diriku bahwa masih terlalu banyak manusia penuh dedikasi di bumi Indonesia tercinta, paling tidak untuk waktu yang akan datang ketika para da'i mulai mengepakkan sayapnya di jajaran birokrasi negeri ini.

Senin, 27 Oktober 2008

Doaku

1. Ya Allah kuatkanlah imanku sehingga aku menjadi barisan orang-orang yang bertakwa sampai akhir hayatku.
2. Ya Allah jadikanlah aku sebagai bagian dari ornag-orang yang berjuang di jalanMu sampai ajal menjemputku.
3. Ya Allah jadikan hidupku sebagai bagian dari manfaat.
4. Ya Allah jadikanlah matiku dalam keadaan menolong agamaMu
5. Ya Allah jadikanlah istri-istriku dan anak keturunanku hamba-hamba yang beriman dan berjuang di jalanmu.
6. Ya Allah jadikanlah ilmu selalu menghiasi hidupku. Mudahkanlah hambaMu ini dalam menuntut ilmu dan mudahkanlah dalam mengajarkan kepada orang lain.
7. Ya Allah berilah kami rezeki yang melimpah dan barokah.

Memburu sang pemimpi

Luar biasa,
mungkin setelah sekian lama tak terlalu tertarik membaca novel kegilaanku muncul lagi. Dulu aku suka mencuri-curi waktu untuk membaca novel picisan kakakku. kemarin ketika akan ada perpisahan dengan kepala sekolah dan pengawasku terpaksa aku mencari buku ke gramedia. Tidak ada kenangan yang pantas bagi mereka kecuali buku (mereka terlalu kaya untuk yang lain). kusempatkan ke gramedia, kubuka buku demi buku. Banyak tema kupilih, akhirnya kutemukan buku ketika cinta bertasbih. Ayat-ayat cinta sempat kunikmati sepotong-sepotong di harian republika, maka ketika muncul bukunya tak terlalu tertarik untuk mencari. Tapi ketika melihat provokasi di pendahuluan buku ketika cinta bertasbih rasanya tak ada yang lain. kupilih dua seri sekaligus. Konylnya buku yang mestinya tetap utuh samapai besok terpaksa kubuka dan kunikmati sampai jam dua belas malam. Terpaksa aku lupakan anak dan istriku walau mereka riuh di depanku. wah.
Sebagai gantinya aku mendapat kenangan buku dari pak Hasto (sudah kuduga). Judulnya tak asing : Laskar Pelangi. belum sempat aku mambaca buku yang menghebohkan itu. Tapi begitu berada dihadapnku tanpa ampun kulahap sampai habis. Provokasi masih berlanjut, karena buku itu memuat gambar dan sedikit ulasan buku kedua : Sang Pemimpi. Beli? dari mana uang? pinjem? tak ada orang bodoh meminjamkan buku. cara paling mudah dengan hunting di internet. Sempat membuncah kebahagiaan karena berhasil unduh dari berbagai situs. Tapi apa daya hanya sepotong-sepotong. inilah nasib orang yang tak punya uang untuk sekedar beli buku. Biarlah akan kutunggu sampai ada ebook yang lengkap. semoga cukup membangun inspirasi. ndrea hirata cukup mampu membangun sensasi dalam setiap episode cerita, seakan-akan ada klimaks dalam setiap bab. itu yang mengasyikkan. Akankah aku kembali menjadi penikmat buku yang rela meneteskan air mata karena pedasnya mata saking lamanya membaca buku? saya kira tidak, kepenatan lahir batin masih menghadang di depan mata. mungkin aku berada pada titik jenuh yang paling dalam sehingga membutuhkan letupan dahsyat untuk kembali berkarya dengan sebaiknya. Semoga

Rabu, 15 Oktober 2008

Anakku,
jadilah dirimu sendiri
kibarkan panjimu