tag:blogger.com,1999:blog-58962874631777161012024-03-13T21:31:41.386-07:00IPOENKALAMANDA73Bila asa telah menjulang, lautan kan kusebrang, gunung kan kudaki rintangan tiada mampu menghadangipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.comBlogger49125tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-58005490051678309172016-03-09T19:39:00.002-08:002016-03-09T19:39:31.002-08:00ngantenan ala indonesia
SUSUNAN PANITIA
PERNIKAHAN
Nuri Rahmawati Abidin, S.T., MBA
Drs. H. Nursamhudi – Hj. Sri Iriani, B.A.
Jalan Adi Sumarmo no. 148, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta
Dengan
Bayu Yesri Pradika, S.T.
H. Suyatno, S.T – Hj. Eny Sukarsini, SKM
Blag Bligan, RT 01 RW 12, Pajang, Laweyan, Surakarta
Ijab Qabul
Sabtu, 16 April 2016
Pukul 09.00 wib
di Rumah
Jln Adi Sumarmo no 148, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta
Resepsi
Sabtu, 16 April 2016
Pkl 19.00 wib
di Graha Saba Buana, Jln Letjen Suprapto No 80-B, Surakarta
ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-77809932148613200152016-02-11T00:43:00.001-08:002016-02-11T00:43:31.043-08:00Menulislahayo aktif nulis lagi, biar lebih berkembang. ok.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-22693169357142911802013-11-27T18:13:00.001-08:002013-11-27T18:13:31.131-08:00ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-88812536148345102102013-11-27T18:02:00.003-08:002013-11-27T18:02:57.682-08:00ZAKAT (LANJUTAN)
Syarat-syarat wajib zakat
a. Muslim
b. Aqil-baligh
c. Memiliki harta yang mencapai nishob
Syarat-syarat kekayaan yang wajib dizakati
a. Al Milk at tam (milik yang sempurna)
Artinya harta tersebut oleh pemiliknya memungkinkan dipergunakan dan diambil manfaatnya secara penuh karena berada di bawah kekuasaannya atau kontrolnya. Pemiliknya mendapatkan harta tersebut dari proses pemilikan yang dibenarkan oleh syari’at Islam, seperti hadiah dari orang lain, usaha/bekerja, warisan atau hibah dan sebagainya yang dianggap sah oleh syari’at. Oleh karena itu, jika perolehan atau pemilikan harta tersebut dari cara yang tidak syar’i, seperti korupsi, mencuri, hasil menang judi atau lotre atau dari uang riba dan sebagainya, maka tidaklah wajib zakat terhadap harta-harta tersebut, karena pada hakekatnya bukan memilikinya secara penuh dan sempurna.
b. An-nama’ (berkembang)
Artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang, seperti uang, maka ia bisa dikembangkan dalam bentuk modal untuk usaha atau jika uang tersebut berada pada tangan pihak kedua (berupa harta piutang), maka ia berpotensi berkembang jika sudah dikembalikan pada pemiliknya.
c. Sampai pada nishob
Artinya harta wajib dizakati jika sudah cukup nishobnya (batasan syar’i untuk bisa keluarnya zakat dari harta tertentu). Adapun harta yang tidak sampai nishobnya tidak wajib dizakati
d. Lebih dari kebutuhan minimal hidup (Al hajatu al ashliya)
Kebutuhan minimal hidup adalah kebutuhan pokok (al hajatul al ashliya) yang diperlukan seseorang dan atau keluarga yang menjadi tanggungannya untuk keberlangsungan hidup. Artinya apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka yang bersangkutan tidak dapat hidup secara layak, misalnya belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan dan pendidikan.
e. Bebas dari beban hutang
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi dari nishob yang harus dibayar pada waktu yang bersamaan dengan waktu pengeluaran zakat, maka harta tersebut tidak wajib dizakati.
f. Al Haul ( berlaku satu tahun)
Artinya bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu satu tahun. Dalam Islam, perhitungan kalender selalu menggunakan kalender hijriyah. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan, tambang dan rikaz (barang temuan) tidak mengikuti syarat haul tetapi dizakati saat mendapatkannya.
BEBERAPA CONTOH PERHITUNGAN ZAKAT MAAL
a. Hasil Perniagaan
Pak Hasman memiliki 3 unit rumah tipe 200 didekat kampus yang dijadikannya sebagai tempat kos mahasiswa. Selama 1 tahun, setelah dipotong biaya listrik, pajak dan operasional lainnya, laba bersihnya Rp 75.000.000,00. Dengan asumsi harga emas Rp 300.000,00/gr (sehingga nishobnya = 85 x Rp 300.000,00 = Rp 25.500.000,00), maka pak Hasman wajib menunaikan zakat perniagaan. Perhitungan zakat yang harus dikeluarkan Pak Hasman adalah :
5 % x Rp 75.000.000,00 = Rp 3.750.000,00
b. Hasil Pertanian
Pak Samsul memiliki sawah tadah hujan seluas 2,5 hektar yang ditanami padi. Selama pengolahann dibutuhkan pupuk, insektisida dan biaya operasional senilai Rp 15.000.000,00. Hasil panen sebanyak 7 ton beras. Harga beras saat itu Rp 7.500,00/kg. Maka perhitungan zakatnya adalah sebagai berikut :
Jenis sawah : tadah hujan, maka zakatnya 10%
Hasil panen : 7 ton beras
Nilai penghasilan : 7.000 x Rp 7.500,00 = Rp 52.500.000,00
Biaya operasional : Rp 15.000.000,00
Pendapatan Netto : Rp 52.500.000,00 – Rp 15.000.000,00
= Rp 37.500.000,00
Besar zakat : 10 % X Rp. 37.500.000 = Rp. 3.750.000,00.
c. Emas, Perak dan Simpanan
Bu Sri memiliki simpanan harta sebagai berikut : tabungan Rp.30.000.000,00; uang tunai diluar kebutuhan minimum harian Rp 3.000.000,00; perhiasan emas berbagai bentuk 300 gram, 275 gram disimpan dan 25 gram dipakai sehari-hari. Ia mempunyai hutang yang sudah jatuh tempo sebesar Rp 25.000.000,00.
Cara menghitung zakatnya adalah sebagai berikut :
1. Jumlah harta
Uang Tabungan : Rp 30.000.000,00
Tunai : Rp 3.000.000,00
Perhiasan 275 gram : 275gr x Rp 300.000,00 = Rp 82.500.000,00
Total simpanan : Rp115.500.000,00
2. Hutang : Rp 25.000.000,00
3. Kelebihan harta : Rp 90.500.000,00
4. Nishob : 85 x Rp 300.000,00 = Rp 25.500.000,00
Karena kelebihan harta telah melewati nishob maka zakat wajib dikeluarkan.
Besar zakat : 2,5 % X Rp 90.500.000,00 = Rp 2.262.500,00
Wallahu a’lam
Bersambung (pba)
ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-31172818732283646042013-11-27T18:00:00.003-08:002013-11-27T18:00:52.082-08:00ZAKAT
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Al Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah zakat. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya kalimat zakat atau shadaqah dalam Al Qur’an. Dalam Al Quran, kata zakat dalam bentuk ma’rifat (al-zakat) disebut tiga puluh kali. Di antaranya 27 kali disebutkan selalu besama dengan sholat dalam satu ayat, dan hanya satu kali disebutkan dalam konteks yang sama dengan sholat tetapi tidak dalam satu ayat, yaitu QS Al mukminun 2 dan 4. Rasulullah, Muhammad, SAW banyak memperhatikan masalah zakat. Terdapat puluhan hadits yang membahas tentang zakat. Selain itu, salah satu Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, ra memberikan perhatian yang mendalam bahkan ancaman bagi yang meninggalkannya. Ketika beliau memutuskan untuk memerangi orang yang tidak bersedia membayar zakat beliaumengatakan : “…Demi Alloh,saya akan selalu memerangi mereka yang memisahkan antara sholat dan zakat…” (HR Al Jama’ah kecuali Ibnu Majah)
Dari segi bahasa zakat mempunyai beberapa arti, yaitu an nama (tumbuh dan berkembang), ath thaharah (suci), dan ash sholahu (baik).
An-Nama (tumbuh dan berkembang), artinya bahwa harta yang dikeluarkan zakat darinya, tidaklah akan berkurang, justru akan tumbuh dan berkembang lebih banyak. Faktanya sudah sangat banyak.
Ath-Thaharah (suci), artinya bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya, akan menjadi bersih dan membersihkan jiwa yang memilikinya dari kotoran hasad, dengki dan bakhil.
Ash-Sholahu (baik), artinya bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya, akan menjadi baik dan zakat sendiri akan memperbaiki kwalitas harta tersebut dan memperbaiki amal yang memilikinya.
Adapun zakat secara istilah adalah jenis harta tertentu yang pemiliknya diwajibkan untuk memberikannya kepada orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu juga.
Secara garis besar Zakat dibagi menjadi 2 macam :
A. Zakatul Fithri
Zakatul fithri disebut juga dengan zakatun nafs (zakat jiwa). Karena nisbatnya nafs (jiwa) maka kewajibannya melekat pada setiap jiwa. Artinya setiap jiwa yang hidup pada akhir bulan ramadhan sampai sebelum sholat iedul fitri diwajibkan untuk membayar zakatul fitri meski baru saja lahir. Baik ia miskin atau kaya, dewasa atau anak-anak, laki atau perempuan. Riwayat dari Abu hurairoh: “Zakat fithri diwajibkan atas setiap jiwa yang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan, anak kecil atau dewasa, miskin dan kaya.” (HR Ahmad, Bukhori dan Muslim).
Setiap orang yang mukallaf wajib mengeluarkan zakat fitri bagi dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya. Besarnya zakatul fitri adalah 1 sho’ (4 mud) = 2,175 gram. Para ulama’ merumuskan angka 2,5 kg berupa bahan makanan pokok seperti kurma, gandum dan beras.
B. Zakatul Maal
Zakat maal (harta) dinisbatkan pada maal (harta). Oleh karena itu dasar pengeluaraannya adalah harta, bukan orang. Jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah sebagai berikut.
1. Binatang Ternak
Binatang ternak meliputi unta, sapi, kerbau, kambing dan domba. Selain hewan tersebut di atas maka dasar pengeluaraannya adalah skala usaha (untung rugi) sehingga termasuk dalam pembahasan zakat perniagaan.
2. Emas dan perak
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (QS. At Taubah: 34-35).
Emas dan perak yang diwajibkan zakat atasnya adalah emas perak yang disimpan, baik berupa batangan maupun perhiasan. Adapun perhiasan yang dipakai sebatas kewajaran tidak wajib dizakati.
3. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua harta yang digunakan untuk jual beli (bisnis) dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang ataupun jasa.
4. Hasil Pertanian
Hasil pertanian yang wajib dizakati adalah sya’ir (gandum kasar), hinthoh (gandum halus), kurma dan kismis (anggur kering). Selain itu juga bahan makanan pokok yang hasilnya disimpan seperti beras, singkong, sagu dan lain-lain. (bersambung) (pba).
ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-13957413830497254332011-02-11T18:26:00.000-08:002011-02-11T18:31:14.582-08:00taujih ustadzTaujih ustadz musaffa ahmad rahim<br />"Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan kami menuliskan apa yang Telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh)". (yasiin : 12)<br />Membangkitkan orang yang mati kemudian dihidupkan<br />Ibnul katsir : <br />Ini adalah isyarat bahwa allah swt akan meghidupkan hati setelah hati itu mati<br />Konteks dakwah masih ada harapan semua masyarakat untuk didakwahi apapun keadaannya.<br />Perlu siasat : nabi yusuf ingin mengambil saudaranya (bunyamin) tanpa diketahui saudaranya dan rakyat mesir. Bunyamin direkayasa untuk mencuri : 2 opsi yaitu dipenjara atau jadi budak yang dicuri.<br />Perlunya siasat dalam berdakwah<br />Salah satu nama al quran adalah ruh untuk menghidupkan hati yang telah mati. <br />Imam syahid :<br />Kalian adalah ruh baru yang mengalir di jasad umat dengan al qur’an.<br />Fadhilah bersama dalam komunitas menghidupkan ruh :<br />Allah akan mencatat semua jerih payah terhadap apa yang sudah diberikan.<br />Mencatat artinya dengan segala konsekuensinya : balasan <br />Bukan hanya yang dilakukan langsung tetapi juga bekas-bekas atau jejak-jejak (seluruh jejak yang kita buat ketika berbuat kebaikan ditulis oleh Allah swt)<br />Dakwah rasul setelah wafatnya khadijah dan abi thalib : macet, maka rasul berusaha untuk menjajagi dakwah ke thaif. Diusir, tapi ketika istirahat di kebun ada penjaga kebun yang masuk islam (adas berasal dari irak) <br />isyarat bahwa masih ada peluang dalam dakwah. Setelah itu ketemu dengan jin yang mau mendengarkan al qur’an, beriman dan menyampaikan kepada kaumnya. Andai semua manusia di seluruh bumi tidak mau menerima dakwah masih ada jin yang menerima dakwah. Setelah itu ada peristiwa isra’ mi’raj (andai manusia dan jin menolak maka penduduk langit menerimanya). Setelah itu rasulullah mendapat peluang dakwah di musim haji. <br /><br />Jangan sampai kehilangan kreatifitas dalam berdakwah.<br />Atsar : jejak kaki dan pengaruh yang ditinggalkan semua dicatat oleh Allah swt.<br />Kata umar dalam menafsirkan surat al insyirah :<br />1 kesulitan tidak akan mengalahkan 2 kemudahan.<br />Semua dihitung secara detail dan ditulis di aluh mahfudz (tidak mungkin hilang/ketlesut)ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-35477652274022123972011-02-11T18:24:00.000-08:002011-02-11T18:25:45.342-08:00anak barualhamdulillah<br />anakku lahir<br />perempuan<br />jadinya 3 perempuan 1 lakilakiipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-81928520530299326652010-11-25T17:44:00.000-08:002010-11-25T17:46:00.820-08:00SabarSabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” <br />Pengertian Sabar <br />Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah<br />Macam-Macam Sabar <br />Sabar itu terbagi menjadi tiga macam: <br />1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah<br />2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah<br />3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, baik atau buruk, senang atau susah.<br /> • <br />Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah : 153)<br />Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)<br /><br /><br />Urgensi Kesabaran<br />Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.<br />Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.<br />Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.<br />Makna Sabar<br />Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:<br />Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)<br />Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.<br />Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah: <br />Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.<br />Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.<br />Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.<br />Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an<br />Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;<br />1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."<br />Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.<br />2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"<br />3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."<br /><br />4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."<br />5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."<br />6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."<br />Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.<br />Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.<br />Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;<br />1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…" (HR. Muslim)<br />2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)<br />3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)<br />4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)<br />5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)<br />6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)<br />7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)<br /><br />8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)<br />9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)<br /><br />Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran<br />Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;<br />1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.<br />2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.<br />3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.<br />4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.<br />5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)<br />6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.<br />7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.<br /><br />dari berbagai sumberipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-77377426052584810412010-11-24T19:20:00.000-08:002010-11-24T19:21:43.070-08:00taatTaat sering disamakan artinya dengan patuh dan tunduk. dengan demikian taat artinya patuh dan tunduk terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan yang berlaku. Taat diperintahkan Allah SWT dalam firmanNya :<br /> <br />Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An Nisaa’ : 59)<br />Pada ayat di atas diterangkan bahwa ada beberapa jenis ketaatan :<br />a. Taat kepada Allah. <br />Taat kepada Allah bersifat mutlak, tida ada syarat apapun. sehingga setiap orang yang mengaku muslim tidak ada pilihan kecuali taat terhadap yang diperintahkan Allah, suka tidak suka, berat atau ringan.<br />Contoh ketaatan ditunjukkan oleh para nabi, diantaranya Nabi Ibrahim as, beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail as. Fikiran dan perasaan manusia pasti menolak perintah yang tidak masuk akal dan perasaan tersebut. Tetapi karena perintah Allah dilaksanakanlah perintah tersebut. Allah memberikan keberkahjan yang besar atas dasar ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail.<br />b. Taat kepada Rasul<br />Rasul merupakan penterjemah dari perintah Allah. pada hakekatnya taat kepada rasul adalah ketaatan kepada Allah. Apa yang disampaikan rasul merupakan wahyu dari Allah. Sehingga ketaatan kepada rasul bersifat mutlak sebagaimana ketaatan kepada Allah.<br />Contoh ketaatan kepada rasul ditunjukkan oleh Sahabat Ali. Pada saat rumah Rasul dikepung Rasul memerintahkan Ali untuk tidur di kamar Nabi. Padahal di luar rumah berpuluh algojo dengan pedang terhunus siap mencabik-cabik tubuh Nabi. Tetapi Ali tidak ragu sedikitpun menerima perintah sementara Nabi berhasil menyelinap keluar dari kepungan.<br />c. Taat kepada Ulil Amri<br />Ulil Amri adalah pemegang urusan atau pemimpin. Di rumah, pemimpin kita adalah orang tua, di sekolah pemimpin kita adalah Kepala Sekolah serta para guru, di masyarakat ada ketua RT, Lurah, Camat dll. Di jalan raya ada Polisi, di kantor pajak ada petugas pajak, di kantor-kantor ada pimpinannya. Bahkan sesama teman ada organisasi yang ada pemimpinnya. Dalam lingkup Negara ada pemerintah. Semua pemimpin wajib untuk ditaati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br />“Barangsiapa yang menaatiku maka dia telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka dia telah durhaka kepada Allah. Barangsiapa yang menaati amirku maka dia telah menaatiku. Dan barangsiapa yang mendurhakai amirku maka dia telah durhaka kepadaku.” (HR. Bukhari [7137])<br />Ketaatan kepada ulil amri mempunyai syarat, yaitu tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi yaitu ketentuan Allah dan rasulnya. Sehingga semua bentuk peraturan yang ditetapkan oleh orang tua, guru, sekolah, RT, RW, polisi, para petugas wajib untuk ditaati. Yang boleh tidak ditaati adalah ketika peraturan yang ada jelas-jelas bertentangan dengan peraturan Allah.<br />“La tha’ata limakhluqin fi ma’shiyatil Khaliq” (Tidak boleh taat kepada makhluk dalam rangka memaksiati Al Khaliq)<br />Contoh taat kepada ulil amri :<br />a. Menaati perintah orang tua untuk merapikan tempat tidur.<br />b. Mengerjakan tugas dari guru<br />c. Mengikuti pertemuan RT<br />d. Menggunakan helm ketika bermotor di jalan raya <br />e. Membayar pajak dengan tertib<br />f. Membuang sampah pada tempatnya, dll<br /><br />dari berbagai sumberipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-20152440298309524612010-11-24T19:15:00.000-08:002010-11-24T19:16:59.825-08:00TAWADHU’Makin berisi makin merunduk. Begitulah peribahasa 'ilmu padi' yang sering kita dengar. Dalam syari'at Islam yang mulia pun diajarkan hal yang serupa, sifat dan sikap tawadhu'.<br />Tawadhu’ secara bahasa bermakna rendah terhadap sesuatu. Sedangkan secara istilah adalah menampakkan perendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Ada juga yang mengatakan tawadhu’ adalah mengagungkan orang karena keutamaannya. Tawadhu’ adalah menerima kebenaran dan tidak menentang hukum.<br />Manusia memiliki berbagai ukuran kemuliaan. Sebagian menganggap kemuliaan seiring dengan kekayaan, sebagian menganggap kemuliaan membersamai kedudukan, sebagian lagi menyandingkan kemuliaan dengan kepandaian, sebagian yang lain menganggap kekuatan sebagai ukuran kemuliaan. Allah yang Mahaadil memberikan ukuran yang lebih tepat, adil dan bijaksana. Alloh subhanahu wata'ala berfirman: <br />• • <br />“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. al-Hujurot [49]: 13)<br /><br />Ukuran kemuliaan adalah ketakwaan, bukan banyaknya harta, tingginya pangkat atau kemuliaan nasab. Takwa adalah barometer dalam segala perkara. Tidak akan bermanfaat harta, pangkat dan keturunan kecuali diiringi dengan takwa. Salah satu perangai ketakwaan yang dianjurkan dalam agama adalah sifat tawadhu’.<br /> <br />“dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS Al Israa’ : 24)<br /><br />Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada saya supaya kalian bertawadhu’ sehingga tidak ada seorangpun yang menganiaya orang lain dan tidak seorang pun menyombongkan diri atas orang lain (HR Muslim)<br />Lawan dari tawadhu’ adalah sombong. Allah tidak menyukai hambanya yang berbuat sombong.<br />• • <br />Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS An Nisaa’ : 36)<br /><br />Sombong tidak sama persis dengan menggunakan barang-barang yang bagus atau mewah. Sombong artinya menolak kebenaran dan meremehkan manusia lainnya. Rasulullah bersabda <br />الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ<br />“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)<br /><br />Keutamaan Tawadhu’<br />Semua sifat terpuji selalu mengandung keutamaan sebagai pendorong bagi kita agar berusaha untuk meraih sifat tersebut. Di antara keutamaan sifat tawadhu’ adalah;<br />1. Menjalankan perintah Alloh subhanahu wata'ala<br />“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (QS. asy-Syu’aro [26]: 215)<br />2. Terhindar dari kebencian Allah<br />Allah membenci orang-orang yang sombong, sehingga ketika seorang hamba meninggalkan sifat tersebut akan terhindar dari kebencian Allah.<br />“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]: 18)<br />3. Perangai hamba yang terpuji<br /> “Dan hamba-hamba Alloh yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon [25]: 63)<br />4. Jalan menuju surga<br /> “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Qoshos [28]: 83)<br />5. Mengangkat derajat seorang hamba <br />Selayaknya bagi setiap muslim untuk berhias diri dengan sifat tawadhu’ karena dengan tawadhu’ tersebut Alloh akan meninggikan derajatnya.<br />Rosululloh shollallohu alaihi wassalam bersabda; “Tidaklah seseorang tawadhu’ karena Alloh, kecuali Alloh mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim:2588)<br />6. Mendatangkan rasa cinta, persaudaraan dan menghilangkan kebencian<br />Rosululloh shollallohu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya Alloh mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’, hingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya atas orang lain dan tidak ada lagi orang yang menyakiti atas yang lain.” (HR. Muslim: 2865)<br /><br />dari berbagai sumberipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-67407204368862959002010-11-24T19:13:00.000-08:002010-11-24T19:15:01.814-08:00Materi akhlak kelas 7QONA’AH<br /><br />A. Pengertian Qana’ah <br />Qana’ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Justru orang yang Qana’ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. Nabi Muhammad SAW Bersabda : <br />قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ<br />"Abdullah bin Amru r.a. berkata : Bersabda Rasulullah SAW, sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (H.R.Muslim) <br />Orang yang memiliki sifat Qana’ah, memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada pada dirinya adalah ketentuan Allah. <br />Firman Allah SWT : <br /> <br />" Tiada sesuatu yang melata di bumi melainkan ditangan Allah rezekinya". (Hud : 6) <br />Di mata orang yang qona’ah ada kehidupan yang lebih besar dari kehidupan yang ada sekarang, sehingga mampu memandang segala sesuatu dengan lebih utuh dan bijaksana.<br />مَا الدُّنْيَا فِيْ اْلاَخِرَةِ إلاَّ كَمِثْلِ مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ إصْبَعَهُ فِيْ الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ<br />“Dunia ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)<br /><br />B. Qana’ah dalam kehidupan <br />Qana’ah seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena sifat tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan. Qana’ah berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dikatakan stabilisator, karena seorang muslim yang mempunyai sifat Qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial. Nabi SAW bersabda dalam salah satu hadisnya : <br />„ Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi SAW : „ Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati". ( H.R.Bukhari dan Muslim) <br />karena hatinya senantiasa merasa berkecukupan, maka orang yang mempunyai sifat Qana’ah, terhindar dari sifat loba dan tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama manusia karena merasa masih kurang pusa dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. <br />Disamping itu Qana’ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah. <br />Berkenaan dengan Qana’ah ini, Nabi Muhammad SAW telah memberikan nasehat kepada Hakim bin Hizam sebagaimana terungkap dalam riwayat berikut ini : <br />„ Dari Hakim bin Hizam r.a. Ia berkata : saya pernah meminta kepada Rasulullah SAW dan beliaupunmemberi kepadaku. Lalu saya meminta lagi kepadanya, dan beliaupun tetap memberi. Kemudian beliau bersabda : „ Hai Hakim ! harta ini memang indah dan manis, maka siap yang mengambilnya dengan hati yang lapang, pasti dieri berkat baginya, sebaliknmya siapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus pasti tidak berkat baginya. Baaikan orang makan yang tak kunjung kenyang. Dan tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Berkata Hakim ; Ya Rosulullah ! Demi Allah yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak akan menerima apapun sepeningal engkau sampai saya meninggal dunia. Kemudian Abu Bakar RA. (sebagai Khalifah) memanggil Hakim untuk memberinya belanja ( dari Baitul Mal) tetapi ia menolaknya dan tidak mau menerima sedikitpun pemberian itu. Kemudian Abu Bakar berkata : Whai kaum muslimin ! saya persaksikan kepada kalian tentang Hakim bahwa saya telah memberikan haknya yang diberikan Alah padanya". (H.R.Bukhari dan Muslim ) <br />Qana’ah itu bersangkut paut dengan sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu untuk menumbuhkan sifat Qana’ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat pemulaan mungkin merupakan sesuatu yang memberatkan hati, namun jika sifat Qana’ah sudah membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya maka kebahagiaan didunia akan dapat dinikmatinya, dan kebahagiaan di akhirat kelak akan dicapainya. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam salah satu hadisnya : <br />„ Qana’ah itu adalah simpanan yang tak akan pernah lenyap". (H.R.Thabrani) <br />demikianlah betapa pentingnya sifat Qana’ah dalam hidup, yang apabila dimiliki oleh setiap orang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan mendorong terwujudnya masyarakat yang penuh dengan ketentraman, tidak cepat putus asa, dan bebas dari keserakahan,seta selal berfikir positif dan maju. <br />Betapa tidak, karena sebenarnya dalam Qana’ah terkandung unsur pokok yang dapat membangun pribadi muslim yang menerima dengan rela apa adanya, memohon tambahan yang pantas kepada Allah serta usahadan ikhtiar, menerima ketentuan Allah dengan sabar, bertawakkal kepada Allah, dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia.<br />اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير<br />“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”<br /><br />dari berbagai sumberipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-49537815749926139862010-10-19T17:17:00.000-07:002010-10-19T17:24:25.093-07:00Mengagetkan!Belum lama istri bercerita tentang seorang kader yang kebingungan tentang syiah. sempat kaget juga, kader yang sudah cukup lama terkesan bimbang dengan akidahnya hanya gara-gara diajak diskusi tentang syiah oleh temannya. Herannya dia tak hanya bingung, tapi cenderung terpengaruh ajaran syiah. Bahkan ia seolah-olah menyalahkan kaum ahli sunnah wal jamaah yang menurut dia 'menyia-nyiakan ahlul bait'. <br />Satu entry point setiap syi'i untuk mencari pengikut. ketika ditawarkan untuk konsultasi dengan ustadz-ustadz yang kompeten, ia menolak karena dianggap ustadz tersebut tidak netral. wah, wah, wah. sampai saat ini janjian yang dibuat untuk sekedar diskusi belum terealisasi. gak tahu ia sengaja mempermainkan atau memang waktunya yang susah diatur. <br />Siapa tertarik untuk diskusi lebih dalam???? tak tunggu.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-62833778274454306482010-02-21T19:30:00.000-08:002010-02-21T19:38:00.206-08:00Bersiap MukhoyamLama tak menyapa alam secara khusus. Terakhir kujalani MUTU selama 3 hari, tapi kurang maksimal karena banyak acara untuk masyarakat. Nah taklimat berpa pekan kemarin membuat pikiran jadi seger : Mukhoyam. Tapi bikin keder juga, sebab ini bukan mukhoyam sembarangan. Walau diperuntukkan bagi para sesepuh (37 tahun ke atas) tapi mau gak mau bikin keder karena lama tidak berlatih. Apalagi berdasar informasi awal matra yang diambil adalah survival. Wah bakalan bergumul dengan alam betulan. soalnya para peserta hanya dibekali dengan pisau, garam dan korek api. wah bakalan makan belalang (enak banget) cacing (kayaknya lumayan), ular (hiii), bahkan mungkin coro, semut atau binatang lainnya. Kalau tikus rasanya gimana ya??? <br />Tapi beginilah tarbiyah. segala sesuatu mesti dipandang positif. banyak hal yang bisa diperoleh dari setiap kegiatan yang diadakan. Saya berharap lebih bisa dekat dengan alam, lebih bisa dekat dengan Allah, lebih mudah dalam mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita semua. <br /><br />AllahuAkbar. Bersiap siagalah.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-14342324134608651962009-11-29T22:10:00.000-08:002009-11-29T22:26:48.510-08:00TerbelengguKetika ada kata bijak "Yaa Allah jadikanlah dunia di tanganku dan jangan jadikan dunia di hatiku," maka sesungguhnya orang yang bisa seperti itu adalah orang yang merdeka.<br /><br />Manusia memang butuh sesuatu untuk mempertahankan hidupnya. Karena adanya kebutuhan itulah manusia menjadi dinamis. berbagai upaya dilakukan untuk mencukupinya. Tapi pertanyaan 'berapa' kebutuhan hidup manusia sesungguhnya tak pernah terjawab dengan pasti. Karena setiap manusia menggunakan konsep relatifitas. 3 baju bagi si A mungkin cukiup, 10 baju bagi si B barangkali kurang. sepiring nasi dengan sepotong tempe barangkali cukup untuk si C, barangkali pula tidak cukup untuk si D. karena sifat relatifnya itulah maka manusia biasanya tidak pernah merasa cukup. <br /><br />Ada sekelompok manusia yang diberi gelar khoiru ummah - sebaik-baiknya ummat. Manusia model ini bisa memerdekakan dirinya dari segala bentuk ketergantungan dunia. Memang mereka ada di dunia, mereka butuh dunia tapi mereka bisa mengambil jarak yang cukup dengan dunia. bagi mereka dunia hanyalah salah satu sarana saja untuk menggapai akhirat. Orang semacam ini tidak pernah terbelenggu dengan dunia.<br /><br />Bagaimanakah dunia bisa membelenggu?<br />1. Ketika kebutuhannya akan hal-hal yang bersifat tambahan lebih dipentingkan daripada kepentingan ummat. Misal, di daerahnya ada masjid yang harus segera diperbaiki karena bocor atau rapuh tapi ia malah membeli kendaraan baru sementara masih punya kendaraan lama yang bisa dipakai.<br />2. Ketika apa yang dipunyai menyita waktu untuk kepentingan ummat. Misalnya karena punya mobil yang banyak maka harus merawat, mencuci, dll yang menyita waktunya untuk berkhidmat kepada ummat.<br />3. Ketika ia mempunyai barang yang sesungguhnya tidak berpengaruh apapun ketika barang itu tidak ada, sementara ia enggan untuk menginfakkan uang yang digunakan unutk membeli barang untuk kepentingan ummat yang lebih besar. Misal membeli asesoris rumah atau hewan piaraan mis burung, sementara ia enggan untuk membeli buku referensi keagamaan.<br />4. dllipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-1306836363570720942009-11-25T17:22:00.000-08:002009-11-25T17:23:50.665-08:00Bocor lagiPagi sudah ada laporan : pak banjir. Anehnya banjir di tempat yag gak biasa.<br />ayo dicari lagi sumbernya. ayo ayo.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-56823092510151319872009-11-25T17:08:00.001-08:002009-11-25T17:22:23.276-08:00Hujan DerasAnak ketigaku, Amirah menangis ketika bangun tidur tidak mendapati Uminya yang sedang liqo'. Memang hari rabu jatahku untuk momong. kugendong, kubujuk tak diam juga. masih sesenggukan. tiba-tiba mbah Slamet ngater bancakan dari pak Madi. kucoba untuk mengalihkan perhatian Amirah kepada bancakan. Nah ada pisang raja kesukaannya. habis, minta lagi. nah mulai reda kekesalannya. Kutawari makan sekalian, eh mau. Walaupun tak banyak cukup lumayan buat mengurangi rewelnya. Tiba tiba 2 kakaknya datang. Kompak minta ijin untuk berhujan-hujan yang memang mulai turun. Setelah yakin keduanya sudah sholat kuberi ijin mereka bertiga untuk berhujan-hujan (sebagaimana biasanya). Cerianya mereka. Bersyukurlan anakku engaku kuberi kesempatan untuk lebih mengenal alam pemberian Tuhan. Agar engkau kelak mudah memahami kekuasaan Allah atas semua yang ada di langit dan di bumi. Sambil menunggu mereka puas, kujerang air. Setelah dirasa cukup kupanggil anak2ku. kusuruh mereka mandi. Amirah dimandikan aisyah, lainnya mandi sendiri. Kuajarkan mereka kemandirian agar mereka kelak lebih mudah memahami bahwa hidup penuh dengan tantangan. air sudah mendidih, kutawarkan pada mereka mau minum apa. Ais dan Aufa kompak minta kopi susu, Amirah minta susu. Selesai mandi siap pula minumannya. Segaaar. Aku sendiri buat kopi karena teh kebetulan habis. Enaaak. Alhamdulillah ya Allah. kau karuniakan kenikmatan yang sedemikian melimpah. Semoga semuanya menjadi barokah. tak ada alasan apapun untuk tidak bersyukur atas limpahan nikmatMu Ya Allah. Jadikanlah kami sebagai hamba yang bersyukur. Amin.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-71662400403971684532009-11-23T19:00:00.000-08:002009-11-23T19:25:47.310-08:00KeberanianSeminggu yang lalu pas liqo' tarbawi di karanganyar Pak Tris sempat mengungkapkan bahwa Yayasan membutuhkan tanah untuk persiapan SMPIT Insan Kamil. Beliau sekaligus menyampaikan tawaran-tawaran atas tanah yang telah diterima. Kisaran harga di sekitar 200 - 300 jutaan (itu baru tanahnya). Awalnya saya berpikir yayasan sudah punya uang, tapi pembahasan berlanjut : 'andai jadi dengan harga tersebut siapa yang namanya bisa untuk tanggungan bank?' Oh ternyata yayasan tak punya uang. Ya, beberapa pekan sebelumnya saya sempat mampir di SDIT IK, gedungnya belum lagi selesai, masih cukup banyak pembenahan dan konon para penanggung utang belum semua sertifikat tanah, rumah, BPKB kembali. Dan sekarang mereka telah merelakan surat berharganya tersebut untuk jaminan ulang lagi. Bahkan satu diantaranya sebetulnya juga butuh untuk hutang tapi tetap merelakan kalau mau digunakan oleh yayasan. Nah Lho!<br />Saya jadi berfikir, mengapa beliau2 sebegitunya bela-belain yayasan yang tidak semua mereka menjadi pengurusnya. Yang tidak mereka semua ikut merasakan hasil dari yayasan tersebut bahkan sedikit (setahu saya mereka tetap membayar penuh BPI dan SPP anak-anaknya). Sebagian mereka bahkan anaknya tidak sekolah di sana. Padahal mereka bukan orang yang turah duwit. saya tahu persis sebagian mereka belum punya rumah, kadang pula tersampaikan bahwa mereka kesuitan memenuhi kebutuhan tertentu. <br />Mungkin jawaban sederhananya adalah keberanian. <br />Ketika berani menjadi pendiri yayasan sekaligus mereka berani untuk menghidupinya.<br />Ketika berani melontarkan gagasan sekaligus mereka berani untuk melaksanakannya<br />Ketika berani mengambil keputusan sekaligus mereka berani untuk bertanggung jawab.<br /><br />Memang, dakwah butuh orang-orang berani. Merekalah sejatinya pahlawan. Bukan orang yang merasa berjasa padahal yang berbuat adalah orang lain.<br /><br />Bulan-bulan ini saya dan teman-teman atau lebih tepatnya teman-teman dan saya sedang berusaha keras untuk mendirikan play grup dan TK di Colomadu. awalnya kita tak punya modal. Dengan bekal keyakinan kita bulatkan niat, kita kuatkan tekad. Alhamdulillah setelah sekitar 3 bulan kita sudah memiliki dana sekitar 20 juta plus rumah gratis, sebagian dana dialokasikan untuk usaha bersama atas budi baik pak samsul yang merelakan usahanya dititipi saham. Alhamdulillah. Masih butuh keberanian lebih untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Masih butuh merogoh lebih dalam kantong-kantong kami karena para donatur tidak bisa diharapkan semuanya bisa bertahan lama. <br /><br />Keberanianlah yang memberi energi besar kepada semua orang untuk melaksanakan apa yang dicita-citakan.<br /><br />Saya berharap keberanian ada pada setiap orang yang berniat sungguh-sungguh berkhidmat kepada ummat.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-34458926610225647152009-11-19T00:59:00.000-08:002009-11-19T01:01:43.040-08:00Uang Panasmau uang panas? bakar sajaipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-44147781245488206202009-11-19T00:48:00.000-08:002009-11-19T00:54:27.132-08:00TA’AWUN DA’AWI DALAM KELUARGAdakwatuna.com - Masyarakat Islam bagaikan bangunan kokoh. Keluarga bukan saja sebagai sendi terpenting dalam bangunan tersebut, tetapi uga menjadi unsur pokok bagi eksistensi umat Islam secara keseluruhan. Karena itu, agama Islam memberikan perhatian khusus masalah pembentukan keluarga.<br />Perhatian istimewa terhadap pembentukan keluarga tersebut tercermin dalam beberapa hal, yaitu:<br />Pertama, Al-Qur’an menjabarkan cukup terinci tentang pembentukan keluarga ini. Ayat-ayat tentang pembinaan keluarga termasuk paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan ayat-ayat yang menjelaskan masalah lain. Al-Qur’an menjelaskan tentang keutamaan menikah, perintah menikah, pergaulan suami-istri, menyusui anak, dan sebagainya.<br />Kedua, sejak dini As-Sunah telah mengajarkan takwinul usrah yang shalihah dengan cara memilih calon mempelai yang shalihah. Rasulullah saw. bersabda, “Pilihlah tempat untuk menanam benihmu karena sesungguhnya tabiat seseorang bisa menurun ke anak.”<br />Rasulullah Suami Teladan<br />Rasulullah saw. sejak masa remaja sudah terkenal sebagai orang yang bersih dan berbudi mulia. Ketika beliau menginjak usia 25 tahun menikahi Khadijah binti Khuwailid. Sejak saat itulah beliau mengarungi kehidupan rumah tangga bahagia penuh ketentraman dan ketenangan.<br />Rasulullah saw. amat menghormati wanita, lebih-lebih istrinya. Beliau bersabda, “Tidaklah orang yang memuliakan wanita kecuali orang yang mulia; dan tidaklah yang menghinakannya kecuali orang yang hina.”<br />Menghormati istri adalah kewajiban suami. Al-Qur’an berkali-kali memerintahkan agar menghormati dan berbuat baik terhadap istri. Kita tidak mendapatkan kata-kata dalam Al-Qur’an yang mengharuskan untuk berbuat baik dalam menggauli istri, baik dalam keadaan marah atau tidak. Kecuali, ditekankan kewajiban berbuat ma’ruf dan ihsan terhadap istri dan dilarang menyakiti atau menyiksanya.<br />Pernah datang seorang wanita mengadu kepada Rasulullah saw. bahwa suaminya telah memukulnya. Maka beliau berdiri seraya menolak perlakukan tersebut dengan bersabda, “Salah seorang dari kamu memukuli istrinya seperti memukul seorang budang, kemudian setelah itu memeluknya kembali, apakah dia tidak merasa malu?”<br />Ketika Rasuluallah saw. mengizinkah memukul istri dengan pukulan yang tidak membahayakan, dan setelah diberi nasihat serta ancaman secukupnya, beliau didatangi 70 wanita dan mengadu bahwa mereka dipukuli suami. Rasulullah saw. berpidato seraya berkata, “Demi Allah, telah banyak wanita berdatangan kepada keluarga Muhammad untuk mengadukan suaminya yang sering memukulnya. Demi Allah, mereka yang suka memukul istri tidaklah aku dapatkan sebagai orang-orang yang terbaik di antara kamu sekalian.”<br />Rasulullah saw. merupakan contoh indah dalam kehidupan rumah tangganya. Beliau sering bercanda dan bergurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat beliau balapan lari dengan Aisyah, terkadang beliau dikalahkan dan pada hari lain beliau menang. Beliau senantiasa menegaskan pentingnya sikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada istri. Kita jumpai banyak hadits yang seirama dengan hadits berikut, “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut pada keluarganya.” Riwayat lain, “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”<br />Di antara yang menunjukkan keteladanan beliau dalam menghormati istri adalah menampakkan sikap lembut, penuh kasih sayang, tidak mengkritik hal-hal yang tidak berguna untuk dikritik, memaafkan kekeliruannya, dan memperbaiki kesalahannya dengan lembut dan sabar. Bila ada waktu senggang beliau ikut membantu istrinya dalam mengerjakan kwajiban rumah tanggannya.<br />Aisyah pernah ditanya tentang apa yang pernah dilakukan Rasulullah saw. di rumahnya, beliau menjawab, “Rasulullah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dan bila datang waktu shalat, dia pergi shalat.”<br />Rasulullah saw. memiliki kelapangan dada dan sikap toleran terhadap istrinya. Bila istrinya salah atau marah, beliau memahami betul jiwa seorang wanita yang sering emosional dan berontak. Beliau memahami betul bahwa rumah tangga adalah tempat yang paling layak dijadikan contoh bagi seorang muslim adalah rumah tangga yang penuh cinta dan kebahagiaan. Kehidupan rumah tangga harus dipenuhi gelak tawa, kelapangan hati, dan kebahagiaan agar tidak membosankan.<br />Bila terpaksa harus bertindak tegas, Rasulullah saw. melakukannanya dengan disertai kelembutan dan kerelaan. Sikap keras dan tegas untuk mengobati keburukan dalam diri wanita, sedangkan kelembutan dan kasih sayang untuk mengobati kelemahan dan kelembutan dalam dirinya.<br />Khadijah Istri Teladan<br />Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita bangsawan Quraisy yang kaya. Dia diberi gelar wanita suci di masa jahiliyah, juga di masa Islam. Banyak pembesar Quraisy berupaya meminangnya, tetapi ia selalu menolak. Ia pedagang yang sering menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya keluar kota Mekkah.<br />Ketika mendengar tentang kejujuran Muhammad saw., ia menyuruh pembantunya mendatangi dan meminta Muhammad menjualkan barang dagangannya ke Syam bersama budak lelaki bersama Maisyarah. Nabi Muhammad menerima permohonan itu dan mendapatkan keuntungan besar dalam perjalanan pertama ini.<br />Setelah mendengar kejujuran dan kebaikan Muhammad, Khadijah tertarik dan meminta kawannya, Nafisah binti Maniyyah, untuk meminangkan Muhammad. Beliau menerima pinangan itu dan terjadilah pernikahan ketika beliau berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.<br />Khadijah sebagai Ummul Mukminin telah menyiapkan rumah tangga yang nyaman bagi Nabi Muhammad saw. Sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika beliau sering berkhalwat di Gua Hira. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman ketika Nabi mengajaknya masuk Islam. Khadijah adalah sebaik-baiknya wanita yang mendukung Rasulullah saw. dalam melaksanakan dakwahnya, baik dengan jiwa, harta, maupun keluarganya. Perikehidupannnya harum semerbak wangi, penuh kebajikan, dan jiwanya sarat dengan kehalusan.<br />Rasulullah saw. pernah menyatakan dukungan ini dengan sabdanya, “Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar. Dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. Dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagku anak dari selainnya.” (Imam Ahmad dalam kitab Musnad-nya)<br />Khadijah amat setia dan taat kepada suaminya, bergaul dengannya, siap mengorbankan kesenangannya demi kesenangan suaminya, dan membesarkan hati suaminya di kala merasa ketakutan setelah mendapatkan tugas kenabian. Ia gunakan jiwa dan semua hartanya untuk mendukung Rasul dan kaum muslimin. Pantaslah kalau Khadijah dijadikan sebagai istri teladan pendukung risalah dakwah Islam.<br />Khadijah mendampingi Rasulullah saw. selama seperempat abad. Berbuat baik di saat Rasulullah gelisah. Menolong Rasulullah di waktu-waktu sulit. Membantu Rasulullah dalam menyampaikan risalah dan ikut merasakan penderitaan pahit akibat tekanan dan boikot orang-orang musyrik Quraisy. Khadijah menolong tugas suaminya sebagai Nabi dengan jiwa dan hartanya.<br />Rasulullah saw. senantiasa menyebut-nyebut kebaikan Khadijah selam hidupnya sehingga membuat Aisyah cemburu. Dengan ketaatan dan pengorbanan yang luar biasa itu, pantaslah jika Allah swt. menyampaikan salam lewat malaikat Jibril kepada Khadijah. Jibril datang kepada Nabi, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ini Khadiah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan dan minuman, apabila datang kepadamu sampaikan salam dari Tuhannya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di surga, terbuat dari mutiara yang tiada suara gaduh di dalamnya dan tiada kepenatan.” (Bukhari)<br />Itulah Khadijah, sosok seorang istri yang layak dijadikan teladan bagi wanita-wanita yang mendukung keshalehan dan tugas dakwah suaminya.<br /><br /><br />Ciri-ciri Rumah Tangga Muslim<br />1. Sendi bangunannya adalah ketakwaan kepada Allah swt. Takwa adalah sendi yang kuat bangunan keluarga. Memilih suami/istri harus sesuai dengan arahan Rasulullah saw., yaitu utamakan sisi agamanya.<br />2. Kebahagiaan rumah tangga bukanlah berdasarkan kesenangan materi saja, sebab kebahagiaan sejati muncul dari dalam jiwa yang takwa kepada Allah swt. Bila ketakwaan telah menjadi sendi utama, maka kekurangan materi menjadi ringan. Ketakwaan yang ada di dalam dada pasangan suami-istri memunculkan tsiqah (rasa saling percaya) dan akan melahirkan ketentraman serta ketentraman dalam hubungan suami-istri. Hubungan antara anggota keluarga akan terasa indah karena semua sadar akan tanggung jawab dan hak-haknya.<br />3. Rumah yang dibangun untuk keluarga seharusnya sederhana dan mengutamakan skala prioritas dengan mengurangi hal-hal yang tertier dan berlebihan.<br />4. Dalam makanan dan berpakaian, seorang muslim amat sederhana, menekankan aspek kebersihan, dan menghindari dari yang haram, sikap berlebihan (israf), dan bermewah-mewahan. Semua anggota keluarga dipacu untuk memperbanyak berinfak dan bersedekah. Hindari syubhat, jauhi yang haram, itu moto mereka.<br />5. Anggaran rumah tangga dipenuhi dari rezeki yang halal dan baik. Sebab, daging yang terbentuk dari daging haram akan dibakar oleh api neraka. Secara teknis perlu ada kesepakatan antara suami-istri dalam menentukan besaran dan alokasi anggaran rumah tangga. Yang jelas, pengeluaran tidak boleh melebihi penghasilan. Cukupi diri dengan hal-hal yang dibutuhkan, bukan memperbanyak daftar keinginan.<br />6. Perhatikan hak-hak Allah swt. Tunaikan zakat, menabung untuk pergi haji, sediakan kotak khusus untuk sedekah bagi kemaslahatan umat.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-16627398478124691422009-06-01T01:33:00.000-07:002009-06-01T01:34:24.759-07:0010 wasiat hasan al bana1. Apabila mendengar azan maka bangunlah sembahyang segera walau bagaimana keadaan sekalipun. <br />2. Bacalah al-Quran, pelajarilah buku-buku ilmu, pergilah ke majlis-majlis ilmu, dan amalkanlah dzikrullah dan janganlah membuang waktu dalam perkara yang tiada memberi manfaat. <br />3. Berusahalah untuk bertutur dalam bahasa Arab karena bahasa Arab yang betul itu adalah satu-satunya syiar Islam. <br />4. Janganlah sekali-kali bertengkar, karena pertengkaran yang kosong tidak memberikan kebaikan apapun. <br />5. Janganlah banyak tertawa karena hati yang selalu berhubungan dengan Allah itu selalu tenang lagi tenteram. <br />6. Janganlah banyak bergurau karena umat yang sedang berjuang itu tidak mengerti melainkan bersungguh-sungguh dalam setiap perkara. <br />7. Janganlah bercakap lebih keras daripada kadar yang dikehendaki oleh pendengar karena percakapan yang keras itu adalah suatu resmi yang sia-sia malah menyakiti hati orang. <br />8. Jauhilah daripada mengumpat-umpat peribadi orang, mengecam organisasi, dan janganlah bercakap melainkan apa- apa yang memberi kebajikan. <br />9. Bersaudaralah dengan setiap Muslimin yang ditemui karena asas gerakan dakwah kita ialah bersaudara dan berkasih-sayang. <br />10. Kewajiban-kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang ada pada kita, oleh itu gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan rapikanlah perlaksanaannya.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-73184876095085446152009-06-01T01:31:00.000-07:002009-06-01T01:32:34.278-07:0010 wasiat hasan al bana1. Apabila mendengar azan maka bangunlah sembahyang segera walau bagaimana keadaan sekalipun. <br />2. Bacalah al-Quran, pelajarilah buku-buku ilmu, pergilah ke majlis-majlis ilmu, dan amalkanlah dzikrullah dan janganlah membuang waktu dalam perkara yang tiada memberi manfaat. <br />3. Berusahalah untuk bertutur dalam bahasa Arab karena bahasa Arab yang betul itu adalah satu-satunya syiar Islam. <br />4. Janganlah sekali-kali bertengkar, karena pertengkaran yang kosong tidak memberikan kebaikan apapun. <br />5. Janganlah banyak tertawa karena hati yang selalu berhubungan dengan Allah itu selalu tenang lagi tenteram. <br />6. Janganlah banyak bergurau karena umat yang sedang berjuang itu tidak mengerti melainkan bersungguh-sungguh dalam setiap perkara. <br />7. Janganlah bercakap lebih keras daripada kadar yang dikehendaki oleh pendengar karena percakapan yang keras itu adalah suatu resmi yang sia-sia malah menyakiti hati orang. <br />8. Jauhilah daripada mengumpat-umpat peribadi orang, mengecam organisasi, dan janganlah bercakap melainkan apa- apa yang memberi kebajikan. <br />9. Bersaudaralah dengan setiap Muslimin yang ditemui karena asas gerakan dakwah kita ialah bersaudara dan berkasih-sayang. <br />10. Kewajiban-kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang ada pada kita, oleh itu gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan rapikanlah perlaksanaannya.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-61539768927237068272009-03-04T22:19:00.000-08:002009-03-04T22:20:43.295-08:00lagi males nulisipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-60203316331268181192009-01-26T17:02:00.000-08:002009-01-26T17:34:25.575-08:00Memperbesar ruang keikhlasanKaum hawazin adalah komunitas terbesar kedua setelah Qurays. Setelah fathu Makkah kaum ini tidak serta merta mengakui kekuasaan Islam yang telah mengalahakan Quraiys. Mereka membuat front baru dengan kaum Muslimin. Didukung strategi perang yang lebih hebat serta kondisi geografis yang sangat strategis mereka menyatakan siap berperang dengan pasukan kaum muslimin. <br />Berangkatlah sekitar 12 000 kaum muslimin untuk menghadapi kaum hawazin. Pada awal peperangan kaum muslimin lari kocar-kacir karena diserang mendadak oleh pasukan panah dari balik pepohonan. Sebagian besar kaum muslimin yang merupakan orang yang baru masuk Islam bahkan terbirit-birit. Al Quran kemudian mengabadikan kejadian ini. Ya, kaum muslimin merasa bangga dengan jumlah yang banyak. Tapi ternyata kualitas mereka lembek dan tak punya nyali. Al Qur'an mencatat pula bahwa yang mampu mengalahkan musuh adalah segolongan umat Islam yang telah lama konsisten dengan perjuangan. Ya, mereka adalah kader-kader dakwah yang tak pernah surut dengan tantangan apapun.<br />Akhir dari perang ini adalah kemenangan gilang gemilang beserta rampasan perang yang tak terkira jumlahnya. Permasalahan kemudian muncul, ketika rasulullah saw membagikan lebih banyak kepada orang-orang yang baru masuk Islam. Kepada orang yang di awal pertempuran lari tunggang langgang. Nabi (seolah) meninggalkan kaum Anshor yang sangat besar jasanya dalam perang ini bahkan dalam setiap langkah perjalanan dakwah Rasulullah. Sempat terjadi ketegangan tentang masalah pembagian rampasan perang walaupun dengan bijak rasulullah mampu menenangkan seluruh pasukannya dan ridho kaum anshor atas pembagian tersebut.<br />permasalahan rampasan perang memamng telah muncul sejak adanya peperangan terbuka. Paska perang Badar, sebagian sahabat sudah mulai kasak kusuk. Kemudian turunlah surat al Anfaal yang menyatakan bahwa rampasan perang adalah hak sepenuhnya Allah dan RasulNya. tentu ada pertanyaan, mungkinkah para sahabat utama lalai dengan surat al anfaal ketika perang Hunain berakhir? saya yakin tidak. Faktor kemanusiaanlah yang kemudian membuat orang mengukur segala sesuatu dengan pertimbangan logika semata, bahkan dengan logika materi. Kadang para juru dakwah, para kader lupa bahwa anugerah yang diberikan Allah kepada pasukannya tidak semata-mata diukur dengan materi. sma sekali tidak bisa. Bahkan saya berani meyakini bahwa tidak ada sahabat utama Rasulullah yang kaya dengan harta rampasan perang. Kalau tyoh Abu Bakar kaya, pastilah karena Abu Bakar pandai berdagang. Abdurrahman bin Auf hartawan terkaya waktu itu mengmpulkan hartanya dari berniaga, bukan dari rampasan perang. Demikian juga dengan Utsman, dan lain sebagainya. Jika para sahabat utama menggantungkan hidupnya dari harta tersebut tentu saja kita tidak akan mendengar bahwa Fatimah harus menggiling roti sendirian sehingga tangannya kasar. <br />tapi perubahan zaman tidak akan pernah mengubah watak manusia kecuali dengan Islma yang hakiki. Lihatlah yang terjadi sekarang, ketika genderang peperangan ditabuh, justru sebagian kader dakwah kehilangan semangat juang. Sebagian mereka menganggap bahwa jihad ini tugas para kader di garis depan saja. Alasannya sangat tidak masuk akal, merekalah yang akan menikmati perjuangan ini. Naudzubillahi min dzalik. Sudah sedemikian rapuhkah pemahaman kader tentang dakwah ini. Sudah sedemikian burukkah prasangka para kader terhadap para pejuang di garis depan sehingga tidak mau mendukung dari belakang. sudah lupakah bahwa sejarah selalu mencatat bahwa para pejuang selalu mendapat beban yang lebih banyak dibanding yang lain. Tidak tahukah para kader bahwa hasil sesungguhnya dari perjuangan ini justru paling banyak diberikan kepada umat. Memang benar ada hal-hal yang langsung dinikmati, tapi sebandingkah dengan pengorbanan yang mereka curahkan dalam perjuangan ini. <br />Ya, memang kadang kita lupa, tapi marilah kita sasdari sepenuhnya bahwa perjuangan ini adalah kewajiban kita semua. Kita bukan orang biasa yang menunggu hasil perjuangan, kita adalah bagian dari perjuangan. <br />Allahu Akbar. semoga Allah memberikan jalan yang mudah bagi kita semua untuk memenangkan dakwah ini. amiin.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-63734294688509455772009-01-06T18:35:00.000-08:002009-01-06T18:47:10.443-08:00IsraelMendengar nama Israel hati ini terasa teriris. Ya mereka yang menggunakan nama pemberian Allah (bani Israel) dengan semena mena menginjak harga diri bangsa lain. Bani Israel termasuk kaum yang paling banyak disebut dalam Al Qur'an. Nabi Musa sebagai nabi yang diturunkan untuk Israel juga paling banyak disebut dalam Al qur'an. Banyaknya nabi yang diturunkan kepada mereka tak membuat mereka membangun karakter sebagai bangsa yang berperadaban tinggi. <br />Karakter yang paling mengenaskan dari bani israel adalah sifat kepengecutan mereka. sifat yang membuat mereka tidak layak untuk mengklaim bahwa tanah palestina adalah tanah yang dijanjikan buat mereka. Lihatlah sedikit saja, ketika mereka diselamatkan Allah dari kejaran Fir'aun dengan mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa ternyata tidak membangun nyali mereka. Ketika Nabi Musa mengajak untuk masuk ke Palestina mereka malah ketakutan melihat tanah palestina dihuni orang yang berbadan besar. Mereka seolah lupa bahwa Fir'aun dengan tentaranya yang terlatih dan terorganisir bisa kalah oleh Musa dengan pertolongan Allah. Mereka lupa bahwa Musa dan Harun masih bersama mereka. Mereka lupa bahwa janji Allah adalah benar. Akhirnya mereka tidak diijinkan untuk masuk Palestina sampai 40 tahun (ada yang menafsirkan ratusan tahun). Mereka adalah pengecut. mereka berlindung di bawah ketiak AS dan PBB yang tak pernah punya nyali menghadapi Israel. <br />Kini mereka telah menggali lubang kehancuran. Serangan yang membabi buta pada rakyat palestina akan melahirkan mujahidin baru dari seluruh penjuru dunia. Bersiaplah wahai Israel, kehancuranmu tinggal menunggu waktu. Kehancuranmu tinggal menunggu generasi yang kuat yang akan membuatmu lari tunggang langgang. Allahu Akbar.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5896287463177716101.post-79999151997999132722008-12-16T18:01:00.000-08:002008-12-16T18:23:29.842-08:00Betul KhanIklan di koran, maka ratusan orang akan segera datang menghiba memohon untuk diterima menjadi pegawai. Padahal kebutuhan hanya 4 - 7 orang. Nah yang lebih heboh banyak yang daftar tanpa modal yang cukup. Modalnya hanya ijazah sarjana dengan IPK tiga koma. Seolah dengan itu cukup. Mereka lupa bahwa untuk menjadi guru lebih butuh kepribadian daripada sekedar ijazah sarjana. Malah saya merasa lebih nyaman dengan guru yang pendidikannya tak terlalu tinggi tapi punya kepribadian yang oke dan semangat untuk maju yang tinggi. SD bukanlah Perguruan Tinggi, kemampuan akademik perlu tapi tak harus dibuktikan dengan ijazah yang tinggi-tinggi. Toh tidak semua lulusan SMA, D1, D2, D3 selalu lebih bodoh dari lulusan S1 bahkan S2. di tengah euforia gelar akademik, maka selembar ijazah beserta nilai-nilainya harus dibuktikan di lapangan. Mau bukti? Saya punya teman yang Magister Pendidikan Islam, konsentrasi studinya manajemen lembaga pendidikan. Kalau menilik ijazahnya mestinya ia paling pas jadi kepala sekolah. Tapi ketika ditawari ia katakan tak mampulah. Toh yang lebih berhasil malah yang hanya berijazah S1. Ada lagi sarjana tarbiyah yang baca qur'annya kalah sama lulusan SD. Tak tahu ulumul hadits, ulumul qur'an apalagi bahasa arab. Hafalan Qur'annya tak nembus setengah juz. Duh sedihnya. <br />Itulah realitas, pendidikan kita terjebak formalitas. Saya tak ingin mengatakan bahwa formalitas tak penting, tapi ketika sudah terjebak berarti siap untuk terperosok ke jurang kegagalan dan sulit untuk keluar darinya. <br />Saya punya gagasan, bagaimana kalau lembaga pendidikan dikelola dengan kombinasi pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Bukankah sekarang pakai KTSP, artinya sebuah sekolah mempunyai keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dan metode serta metodologi pengelolaan pembelajarannya? Pendidikan formal punya keunggulan dalam hal keterukuran serta kestrukturannya. Pendidikan non formal lebih unggul dalam hal memenuhi kebutuhan pengetahuan seseorang serta biasanya lebih fokus. Pendidikan informal lebih unggul dalam hal membangun komunikasi sosial dan kemanusiaannya. Nah kalau ketiganya bisa digabung betapa dahsyatnya. Wacana ini sebetulnya sudah lama muncul dalam benak saya. Buku andreas Harefa : sekolah saja tidak cukup, buku Toto Chan dan banyak buku lainnya menginspirasi gagasan tersebut. Tapi cukup lama pula terpendam oleh rutinitas. Nah kini kuungkap kembali dengan harapan bersambut. paling tidak ada dokumen yang pernah saya tulis bahwa itu gagasan orisinilku. Walau mungkin banyak orang yang punya gagasan yang sama. Nah, siapa yang berani merintis jalan menuju pendidikan yang lebih bermakna?<br />Ya Allah, istiqomahkan langkah-langkah kami, walaupun langkah itu kecil-kecil, tapi bila istiqomah maka akan jauh pula jarak yang ditempuh. Amin.ipoenk-alamanda73http://www.blogger.com/profile/11050290659107289294noreply@blogger.com0