Rabu, 24 November 2010

taat

Taat sering disamakan artinya dengan patuh dan tunduk. dengan demikian taat artinya patuh dan tunduk terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan yang berlaku. Taat diperintahkan Allah SWT dalam firmanNya :
                              
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An Nisaa’ : 59)
Pada ayat di atas diterangkan bahwa ada beberapa jenis ketaatan :
a. Taat kepada Allah.
Taat kepada Allah bersifat mutlak, tida ada syarat apapun. sehingga setiap orang yang mengaku muslim tidak ada pilihan kecuali taat terhadap yang diperintahkan Allah, suka tidak suka, berat atau ringan.
Contoh ketaatan ditunjukkan oleh para nabi, diantaranya Nabi Ibrahim as, beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail as. Fikiran dan perasaan manusia pasti menolak perintah yang tidak masuk akal dan perasaan tersebut. Tetapi karena perintah Allah dilaksanakanlah perintah tersebut. Allah memberikan keberkahjan yang besar atas dasar ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail.
b. Taat kepada Rasul
Rasul merupakan penterjemah dari perintah Allah. pada hakekatnya taat kepada rasul adalah ketaatan kepada Allah. Apa yang disampaikan rasul merupakan wahyu dari Allah. Sehingga ketaatan kepada rasul bersifat mutlak sebagaimana ketaatan kepada Allah.
Contoh ketaatan kepada rasul ditunjukkan oleh Sahabat Ali. Pada saat rumah Rasul dikepung Rasul memerintahkan Ali untuk tidur di kamar Nabi. Padahal di luar rumah berpuluh algojo dengan pedang terhunus siap mencabik-cabik tubuh Nabi. Tetapi Ali tidak ragu sedikitpun menerima perintah sementara Nabi berhasil menyelinap keluar dari kepungan.
c. Taat kepada Ulil Amri
Ulil Amri adalah pemegang urusan atau pemimpin. Di rumah, pemimpin kita adalah orang tua, di sekolah pemimpin kita adalah Kepala Sekolah serta para guru, di masyarakat ada ketua RT, Lurah, Camat dll. Di jalan raya ada Polisi, di kantor pajak ada petugas pajak, di kantor-kantor ada pimpinannya. Bahkan sesama teman ada organisasi yang ada pemimpinnya. Dalam lingkup Negara ada pemerintah. Semua pemimpin wajib untuk ditaati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang menaatiku maka dia telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka dia telah durhaka kepada Allah. Barangsiapa yang menaati amirku maka dia telah menaatiku. Dan barangsiapa yang mendurhakai amirku maka dia telah durhaka kepadaku.” (HR. Bukhari [7137])
Ketaatan kepada ulil amri mempunyai syarat, yaitu tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi yaitu ketentuan Allah dan rasulnya. Sehingga semua bentuk peraturan yang ditetapkan oleh orang tua, guru, sekolah, RT, RW, polisi, para petugas wajib untuk ditaati. Yang boleh tidak ditaati adalah ketika peraturan yang ada jelas-jelas bertentangan dengan peraturan Allah.
“La tha’ata limakhluqin fi ma’shiyatil Khaliq” (Tidak boleh taat kepada makhluk dalam rangka memaksiati Al Khaliq)
Contoh taat kepada ulil amri :
a. Menaati perintah orang tua untuk merapikan tempat tidur.
b. Mengerjakan tugas dari guru
c. Mengikuti pertemuan RT
d. Menggunakan helm ketika bermotor di jalan raya
e. Membayar pajak dengan tertib
f. Membuang sampah pada tempatnya, dll

dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: