Selasa, 09 Desember 2008

Tak mudah

Tetangga saya sudah berumur diatas 30 tahun, sampai hari ini belum juga menikah. Kalau ditanya jawabnya hampir senada dari waktu ke waktu : belum jodoh; artinya belum sesuai. Padahal sudah banyak yang mencoba mencarikan. Ada yang menawarkan temannya, ponakannya, saudaranya, muridnya, teman ngajinya, tetangganya dll. Tapi jawbannya hampir sama: belum sesuai.
Teman saya sudah lama non job. Sarjana dari PTN yang cukup bagus dengan indek prestasi lumayan. Cari kerja tak ketemu-ketemu. Pernah coba jualan tapi tak jalan karena tidak mau terlalu kotor (he he he), ikut MLM hanya menggebu-gebu di depan. Sampai sekarang masih berkutat dengan kebingungan. Saya jadi berfikir, mungkin ijazah sarjananya yang membuat ia tak segera dapat kerja. Mau buruh di pabrik; malu. mau jualan siomay : malu, mau jadi sales kelilingan: malu. Kuli bangunan : apalagi; mengerikan. Padahal tetangga saya yang hanya lulusan SMA lagipula sangat ndeso bisa juga sehari menghasilkan uang 30 - 60 ribu sehari dengan jualan bakso kojek. Mungkin itu tadi : belum cocok dengan pekerjaan. cocok dengan ijazahnya, cocok dengan tenaga yang dikeluarkan, cocok dengan status sosialnya, cocok dengan gajinya.
Yang ini lain lagi, Ahad kemarin ratusan ribu orang berebut pekerjaan yang tak terlalu bergengsi tapi menarik : PNS. Tak terlalu gengsi dibanding para buruh berdasi kelas manajer. Gaji tak terlalu besar (kecuali mau nyambi), lagipula karirnya sangat lambat. Menarik karena PNS adalah pekerjaan yang relatif tak banyak tantangan. Dengan jaminan tidak dipecat kalau tidak kebangeten maka para PNS bisa bekerja agak lebih santai daripada para buruh swastanan, dapat pensiun lagi, plus fasilitas yang kadang tak rasional untuk yang beruntung jadi pejabat. Tapi yang inipun menyisakan sebuah drama : lebih banyak yang tidak sesuai untuk masuk karena jumlahnya yang sangat terbatas. Nah.
Ini lebih dramatis lagi.
Sepeninggal beberapa punggawa, sekolahku butuh beberapa guru. Seolah mudah; iklan di koran, ratusan orang mendaftar, seleksi kemampuan dan kepribadian, wawancara, diterima, training, siap kerja. Mekanisme yang sudah berulang kali dilakukan. Apanya yang susah???? Hampir sama dengan jawaban tetangga saya : belum sesuai. Lebih tepatnya tidak mudah mencari guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kalau ada yang sesuai orangnya kadang tak sesuai dengan gaji yang diminta. Kadang sesuai gaji yang diminta tapi tak sesuai orangnya. Kadang pula dua-duanya tak sesuai.
Tak mudah memamng mencari yang sesuai.
Akhirnya untuk yang kesekian kali aku harus berjibaku untuk mencari jodoh baru buat anak-anak didikku. Ternyata lebih sulit dari waktu aku mencari ibu buat anak-anakku.
Tak mudah memang, tapi bagaimanapun ini harus direalisasikan.

Tidak ada komentar: